Opini

148

Menjadi Bagian dari Demokrasi : Refleksi CPNS dalam Ortug KPU Jawa Barat

Demokrasi merupakan prinsip dasar negara kita yang tertanam secara konstitusional, sehingga menjadi tugas wajib seluruh rakyat Indonesia untuk mengaktualisasikan konsep demokrasi mulai dari ruang lingkup terkecil. Melalui amandemen Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang keempat pada tahun 2002, lahir beberapa perubahan signifikan dan diantaranya penguatan sistem demokrasi yang menggambarkan bahwa hal tersebut menjadi ruh dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui Orientasi Tugas CPNS KPU Jawa Barat, yang diikuti oleh 151 peserta termasuk penulis, lahir banyak pengetahuan dan pemikiran baru mengenai sistem demokrasi di negara kita. Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memiliki tiga lembaga Pemilihan Umum, yakni KPU, Bawaslu, dan DKPP, yang ketiganya saling berkorelasi dalam konteks kepemiluan. Tentunya hal ini terbentuk bukan karena alasan trust issue masyarakat terhadap pemerintah mengenai pelaksanaan Pemilu di negara kita, namun ketiga lembaga ini lahir sebagai ciri keunikan negara kita dan juga bukti keseriusan negara kita dalam merawat demokrasi yang “LUBER JURDIL” (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil). Sebagaimana termaktub dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang menjadi asas penyelenggaraan Pemilu di negara kita. Orientasi Tugas yang dilaksanakan selama dua hari berturut-turut, dengan muatan materi yang tak henti disampaikan oleh pejabat Sekretariat KPU RI dan KPU Jawa Barat, menjadi momentum penting bagi penulis dan peserta Ortug lainnya, karena hal tersebut menjadi titik balik bagi penulis untuk me-reorientasi prinsip berbangsa dan bernegara, mengubah pemikiran untuk bisa lebih peduli terhadap demokrasi di Indonesia. Tidak lain karena alasan, setelah mengetahui proses panjang rancangan Pemilu di negara kita yang dilaksanakan per lima tahun sekali, KPU menjadi pemeran utama dalam memfasilitasi rakyat Indonesia untuk menyalurkan haknya memilih pemimpin bangsa yang sama-sama kita cintai. Sejak saat penulis tergabung sebagai ASN pada kesekretaritan KPU, muncul sebuah kebanggaan tersendiri bagi penulis karena bisa berkesempatan mengabdikan diri untuk melaksanakan sistem demokrasi di NKRI. Hal tersebut sekaligus memberi tantangan baru bagi penulis, dimana dalam konteks Pemilu ini, tentunya kita akan bersentuhan langsung dengan agenda-agenda politik, namun harus membatasi diri untuk tidak berpolitik, menjaga integritas dan profesionalitas sebagai ASN, serta menjaga citra lembaga. Pelajaran dan pengetahuan baru tentang CPNS dan KPU melalui pelaksanaan Ortug ini, membentuk sebuah paradigma hingga akhirnya penulis bertekad untuk menanamkan prinsip bahwa “Integritas dan profesionalitas  adalah sama pentingnya dengan sesuap nasi!” yang artinya kedua perilaku tersebut bukan lagi menjadi kewajiban bagi penulis, namun menjadi hak pokok yang harus terus menerus diperjuangkan.


Selengkapnya
150

Harapan Kami Untuk KPU Bandung Barat: Mewujudkan Budaya Kerja Yang Inklusif dan Kolaboratif

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia sekaligus Aparatur Sipil Negara yang terus mengikuti perkembangan demokrasi, kami memandang pentingnya transformasi kelembagaan yang tidak hanya berfokus pada sistem dan teknis kerja, tetapi juga pada nilai-nilai budaya organisasi yang dibangun di dalamnya. KPU Kabupaten Bandung Barat sebagai salah satu pilar penting demokrasi lokal memiliki tanggung jawab besar, bukan hanya dalam penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil, tetapi juga dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat, adil, dan memberdayakan. Harapan kami sederhana namun mendalam yaitu KPU Kabupaten Bandung Barat mampu mewujudkan budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif. Inklusif berarti memberikan ruang seluas-luasnya kepada setiap individu di lingkungan kerja tanpa memandang latar belakang, usia, gender, atau posisi untuk bisa terlibat, menyampaikan gagasan, serta berkembang secara profesional. Budaya seperti ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menciptakan rasa memiliki yang tinggi terhadap institusi. Di sisi lain, kolaborasi adalah fondasi penting dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Kami berharap semangat kerja sama di internal KPU dapat diperkuat, baik antar satuan kerja maupun antara pegawai senior dan generasi muda. Kolaborasi yang sehat menciptakan sinergi, mempercepat pengambilan keputusan, dan memungkinkan lahirnya solusi yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Tidak kalah penting, kolaborasi juga harus terjalin dengan masyarakat luas termasuk akademisi, komunitas, dan pemilih pemula untuk memastikan proses demokrasi berlangsung lebih terbuka dan partisipatif. Kami meyakini bahwa budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif tidak hanya akan menciptakan iklim kerja yang positif, tetapi juga akan memperkuat legitimasi dan kepercayaan publik terhadap KPU. Dalam jangka panjang, hal ini akan berdampak langsung pada kualitas demokrasi yang kita jalani bersama. Sebagai bangsa Indonesia dan ASN, kami tidak sekadar menaruh harapan, tetapi juga siap untuk terus mendukung dan terlibat langkah-langkah positif yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Bandung Barat. Karena kami percaya, demokrasi yang kuat hanya dapat dibangun oleh lembaga yang sehat, transparan, dan berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan yang kuat.


Selengkapnya
193

Menjadi ASN KPU: Tanggung Jawab, Tantangan, dan Tekad Kami

Menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah sebuah kehormatan sekaligus amanah besar. Dari warga negara biasa yang dahulu hanya menjadi penonton dan pemilih dalam setiap pemilu, kini saya berada di balik layar proses demokrasi—mengawal langsung pelaksanaannya sebagai bagian dari institusi penyelenggara pemilihan umum di Indonesia. Saya berlatar belakang pendidikan sarjana komputer. Sebelum menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), saya telah menghabiskan tiga tahun bekerja di perusahaan swasta. Kini, dengan penempatan sebagai Penata Kelola Sistem dan Teknologi Informasi di KPU, saya merasa peran saya bertransformasi. Bukan sekadar mengolah data atau membangun sistem, tetapi juga menjaga integritas dan keamanan informasi yang menjadi fondasi transparansi serta kepercayaan publik terhadap proses demokrasi. Orientasi tugas yang saya jalani sejak awal Juni 2025 membuka banyak perspektif baru. Dimulai dengan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila pada 2 Juni, momen tersebut mengingatkan saya akan nilai-nilai dasar bangsa yang kini saya emban secara langsung. Saya juga mendapat kesempatan berharga untuk bertemu dan berinteraksi dengan rekan-rekan CPNS dari berbagai kabupaten/kota se-Jawa Barat. Dari obrolan santai hingga diskusi serius, saya merasakan semangat yang sama: kami datang dari berbagai latar belakang, namun memiliki tekad yang serupa untuk mengabdi dan berkontribusi. Tentu, menjadi ASN KPU bukan tanpa tantangan. Peralihan dari dunia profesional swasta ke dunia birokrasi publik membutuhkan penyesuaian nilai, budaya, serta ritme kerja. Terlebih, sebagai pelayan masyarakat, kesiapsiagaan adalah harga mati. Tugas-tugas dapat datang kapan saja, terutama saat menjelang dan selama tahapan pemilu. Kami dituntut untuk selalu sigap, teliti, dan profesional. Namun, saya percaya bahwa setiap tantangan adalah jalan menuju kematangan. Saya memilih KPU karena saya ingin berada di garda terdepan penjaga demokrasi. Di balik angka-angka dan sistem yang saya kelola, ada hak-hak rakyat yang harus dijaga, suara yang harus dipastikan sampai tujuan. Ini bukan sekadar pekerjaan, tapi pengabdian. Dengan penuh tanggung jawab, saya melangkah. Dengan semangat kolektif bersama ASN lainnya, saya percaya: KPU akan semakin kuat dalam menjaga demokrasi yang jujur, adil, dan transparan. Inilah tekad kami, abdi negara yang siap mengawal masa depan bangsa.


Selengkapnya