Lewat Sosialisasi dan Pendidikan Pasca Pemilu, KPU KBB Pentingnya Peran Pemilih Pemula dan Perempuan

KPU BANDUNG BARAT - Kegiatan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Pasca Pemilu yang digelar sejak 7 hingga 9 Agustus 2024 yang menyasar segmen pemilih disabilitas, pemilih pemula dan pemilih perempuan akhirnya selesai dilaksanakan.

Diketahui, kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih pasca pemungutan suara kepada kelompok pemilih strategis dan rentan di daerah itu merupakan program dari KPU RI.

Ketua KPU KBB, Ripqi Ahmad Sulaeman menjelaskan, sosialisasi ini dilaksanakan mulai April hingga Agustus 2024 di 38 lokus dan 21 provinsi di Indonesia. Untuk Jawa barat hanya dua, Kabupaten Bandung Barat dan Pangandaran.

"Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan secara tatap muka dan diikuti 100 orang peserta yang berasal dari daerah pemilih pemula, perempuan, disabilitas, marginal, masyarakat adat, serta anggota pengurus parpol peserta Pemilu 2024," jelasnya.

Sebelumnya, pada 7 Agustus 2024 puluhan pemilih difabel dengan berbagai se-Kabupaten Bandung Barat hadir untuk mengikuti sosialisasi dan pendidikan bagi pemilih.

Tak hanya mendapatkan informasi tentang kepemiluan, mereka juga mengikuti simulasi tentang cara menyalurkan hak pilihnya dengan didampingi petugas.

Selanjutnya, pada 8 Agustus 2024 sosialisasi dan pendidikan pemilih pasca Pemilu kembali digelar dengan menghadirkan pemilih pemula yang kembali digelar di Lembang Asri.

Puluhan siswa yang merupakan perwakilan dari berbagai sekolah di Bandung Barat antusias dalam kegiatan yang merupakan program KPU RI ini.

Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) KPU Kabupaten Bandung Barat (KBB), Deni Firman Rosadi mengatakan, keberadaan pemilih pemula atau gen z ini sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan daerah ketika mereka ikut partisipasi Pilkada serentak 2024 ini.

"Ketika peran gen z ini dijalankan secara maksimal tentunya mereka ini penentu masa depan Bandung Barat karena mereka ini punya kelebihan dari sisi pengetahuan, terutama soal digital," katanya.

Menurutnya, tinggal kepekaan mereka terhadap Pilkada ini bisa diimplementasikan secara visioner. Sebab, Deni meyakini gen z saat ini bisa mengakses digitalisasi dengan sangat mudah, sehingga mereka bisa mempengaruhi dan menjadi agen sosialisasi.

"Kalau dulu ada money politik mungkin pemilih gen x masih bisa ter pengaruh. Sebaliknya, gen z bisa meminimalisir hal itu," jelasnya.

Asalkan, lanjut Deni, mereka memaksimalkan potensi dirinya masing-masing dalam berpartisipasi kemungkinan partisipasi pemilih pemula bisa jadi 50 persen.

Menurutnya, gen z bisa secara cerdas melakukan pengkajian para calon lebih mendalam seperti apa track recordnya. Sehingga bisa secara bijak dalam memilih.

"Karena gen z bisa melakukan kajian dengan berbagai cara, seperti memanfaatkan media sosial dan digital lainnya untuk mengaji siapa bacalonnya," ucapnya.

Pengaruh yang sama terhadap daerah juga tidak terlepas dari partisipasi peran perempuan dalam Pilkada serentak 2024 ini.

Berdasarkan hasil rapat pleno terbuka rekapitulasi, jumlah DPS perempuan sebanyak 648.412 pemilih. Sedangkan laki-laki sebanyak 661.989, artinya selisih pemilih perempuan dengan laki-laki hanya 13.557 orang.

"Perempuan sangat berpengaruh dan sama seperti gen z ketika mereka lebih objektif dalam memilih, karena sebenarnya perempuan bisa lebih peka," terang Deni.

Namun, jangan sampai juga kaum perempuan terpengaruh ajakan-ajakan tanpa dasar, seperti rayuan dengan memberikan suap dalam bentuk barang maupun money politics.

"Kalau peduli terhadap masa depan daerah maka hindari hal itu. Perempuan itu bisa memitigasi keadaan, perempuan juga bisa 50 persen mempengaruhi kondisi tersebut," tandasnya. (Media Center KPU KBB)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 85 Kali.